Langsung ke konten utama

Udine kota Udinese


 Udine merupakan kota kecil berjarak 40 km dari batas antara Italy dan Slovenia kota ini juga berbatasan langsung dengan kota Venezia salah satu kota terindah di Italy. Setelah beberapa kali diduduki oleh beberapa kerajaan pada saat itu, Udine akhirnya resmi bergabung dengan Italy pada tahun 1797 dan menjadi basis militer terbesar Italy pada tahun 1866.

Di kota ini munculah sebuah klub sepakbola bernama Udinese Calcio yang didirikan pada tanggal 30 november 1896 sebagai klub olahraga dan bertransformasi sebagai klub sepak bola pada 5 juli 1911. Klub yang bermarkas di stadion Friulli ini memiliki sejarah yang cukup unik, secara prestasi Udinese bukan klub yang begitu menonjol mereka hnya mampu mencapai final final piala Italy ratusan tahun lalu akan tetapi klub ini kerap melahirkan bintang-bintang besar Liga Italy.

Alexis Sanchez, Antonio Di Natale, Vincenzo Iaquinta hingga Rodrigo De paul pernah berseragam Udinese. Tim ini merupakan salah satu tim yang sangat konsisten d liga Italy dimana mereka sering sekali finish di papan tengah Liga, mereka memiliki fans yang cukup loyal yang sering disebut dengan sebutan La friullani yang selalu mendukung tim dimanapun bertanding.

Udine merupakan salah satu kota tertua di Italia setelah Genoa memiliki julukan "le Zebrette" atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti Zebra kecil, Udinese dimiliki oleh seorang taipan Italia dan anaknya bernama Giampaolo Pozzo dan anaknya Gino Pozzo, ayah dan anak ini terkenal sebagai investor di beberapa klub, selain Udinese mereka juga memiliki saham di beberapa klub sepak bola seperti Granada dan Watford sehingga antara tiga klub ini sering kali melakukan peminjaman pemain yang cukup sering. 

Gino Pozzo lebih menonjol dari ayahnya dalam hal mengurus tim, ia kerap kali berinvestasi dengan melahirkan pemain- pemain muda dan kemudian menjualnya dengan harga selangit sebut saja Alexis Sanchez, merupakan hasil nyata pengembangan pemain dari Udinese dan masih banyak pemain bintang lainya. Bentuk kepiawaian dari manajemen Udinese adalah mereka kerap kali membangun tim dengan mengembangkan pemain muda dan hal ini sangat berpengaruh pada konsistensi mereka selalu berada di papan tengah liga setiap musim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Ignasius

 In Indonesia there is a man that many people says that he is the father of national train. Where he could rebuilt the train national industry he change the culture of people and change the every aspect of passenger train into something more profesional from the worst to the best. Something that for some people never imagine it could be done just by one minister.  He is Ignatius Jonan the ex minister transportation of Indonesia. Ignasius Jonan was born in Singapoore 61 years ago but he spent many years by live in Surabaya that's why the way he talked very javanese by his accent. He said on an interview everything that he had done only by two words "working hard". Something interesting by his story as a minister transporation when he could change the image of train in Indonesia that we all know at that time popular with their worst image. People  took a pee on the train, there are many people didn't sit on their seat they sleeping on the ground and many pickpocket but ...

Sejarah pertama kali komersialisasi minuman beralkohol

 Komersialisasi minuman beralkohol di Indonesia sudah terjadi sejak zaman kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1891 hingga 1893  dimana peredaran minuman beralkohol baik minuman lokal maupun minuman dari negara lain sudah membanjiri pasar miras di Hindia Belanda zaman itu, mulai dari bir, whiskey, wine hingga cognac Semua jenis minuman ini diyakini dibawa oleh para tentara kolonial yang datang ke Hindia Belanda pada saat itu. Dilansir historia kurang lebih sekitar 600.000 liter miras dibawah masuk ke Hindia Belanda pada saat itu, tetapi hal ini tidak terlalu berdampak signifikan pada peredaran minuman lokal asli nusantara yang sudah sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, dari sinilah terbentuk segmentasi pasar penikmat minuman tradisional dan impor. Banyaknya peredaran minuman impor yang membanjiri Hindia Belanda kala itu juga mengundang reaksi dari berbagai kalangan, salah satunya dari organisasi Muhammadiyah yang mulai gelisah dengan peredaran miras tersebut...