Langsung ke konten utama

Sang Kelelawar Valencia

Mendengar nama Valencia tentu yang terlintas dibenak kita adalah kota terbesar ketiga di Spanyol dengan bangunan-bangunan indah bersejarah yang cantik, berpenduduk hampir 800.000 orang dan merupakan kota yang berbatasan langsung dengan laut Mediterrania. Tapi bagi para pencinta Sepak Bola kota ini merupakan basis dari sebuah klub sepak bola bernama Valencia CF yang banyak melahirkan bintang-bintang besar dalam dunia sepak bola seperti Santiago Canizares, Pablo Aimar, David Silva dan masih banyak lainnya.

Valencia di periode awal 2000an merupakan tim yang sangat berbahaya di huni oleh pemain seperti Canizares, Aimar dan Albelda mereka mampu menembus final Champions league beruturut selama dua musim di musim 2000 dan 2001 akan tetapi keberuntungan belum berpihak pada mereka dimana harus rela kalah oleh sesama klub raksasa yakni Bayern Munchen dan Real Madrid. Di latih oleh Hector Cuper saat itu Valnecia bermain dengan gaya sangat rapi dengan mengandalkan kekuatan visi seorang Pablo Aimar di lini tengah mereka.

Di la liga pada tahun 2004 Rafael Benitez berhasil membawa tim ini menjadi juara setelah laga melawan Sevila di estadio Ramon Sanchez Pisjuan dengan mengalahkan tuan rumah Sevilla 2-0 dengan dihuni pemain seperti Pablo Aimar, Ruben Baraja dan David Albelda, tim ini sangat kuat pada musim itu dari lini belakang hingga depan sangat padu gaya bermain mereka merepresentasikan bangunan indah yang di kota mereka yang bernama La Lonja yang digamabarkan layaknya bangunan yang kuat dan indah.


Klub ini menggunakan kelelawar sebagai simbol kebanggan lambang mereka hal ini terinspirasi dari sejarah kota mereka yakni ketika Jaume the conquerror menggunakan kelelawar untuk memberika kejutan terhadap pasukan Moor dalam melindungi kota mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Udine kota Udinese

 Udine merupakan kota kecil berjarak 40 km dari batas antara Italy dan Slovenia kota ini juga berbatasan langsung dengan kota Venezia salah satu kota terindah di Italy. Setelah beberapa kali diduduki oleh beberapa kerajaan pada saat itu, Udine akhirnya resmi bergabung dengan Italy pada tahun 1797 dan menjadi basis militer terbesar Italy pada tahun 1866. Di kota ini munculah sebuah klub sepakbola bernama Udinese Calcio yang didirikan pada tanggal 30 november 1896 sebagai klub olahraga dan bertransformasi sebagai klub sepak bola pada 5 juli 1911. Klub yang bermarkas di stadion Friulli ini memiliki sejarah yang cukup unik, secara prestasi Udinese bukan klub yang begitu menonjol mereka hnya mampu mencapai final final piala Italy ratusan tahun lalu akan tetapi klub ini kerap melahirkan bintang-bintang besar Liga Italy. Alexis Sanchez, Antonio Di Natale, Vincenzo Iaquinta hingga Rodrigo De paul pernah berseragam Udinese. Tim ini merupakan salah satu tim yang sangat konsisten d liga Italy...

The Ignasius

 In Indonesia there is a man that many people says that he is the father of national train. Where he could rebuilt the train national industry he change the culture of people and change the every aspect of passenger train into something more profesional from the worst to the best. Something that for some people never imagine it could be done just by one minister.  He is Ignatius Jonan the ex minister transportation of Indonesia. Ignasius Jonan was born in Singapoore 61 years ago but he spent many years by live in Surabaya that's why the way he talked very javanese by his accent. He said on an interview everything that he had done only by two words "working hard". Something interesting by his story as a minister transporation when he could change the image of train in Indonesia that we all know at that time popular with their worst image. People  took a pee on the train, there are many people didn't sit on their seat they sleeping on the ground and many pickpocket but ...

Sejarah pertama kali komersialisasi minuman beralkohol

 Komersialisasi minuman beralkohol di Indonesia sudah terjadi sejak zaman kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1891 hingga 1893  dimana peredaran minuman beralkohol baik minuman lokal maupun minuman dari negara lain sudah membanjiri pasar miras di Hindia Belanda zaman itu, mulai dari bir, whiskey, wine hingga cognac Semua jenis minuman ini diyakini dibawa oleh para tentara kolonial yang datang ke Hindia Belanda pada saat itu. Dilansir historia kurang lebih sekitar 600.000 liter miras dibawah masuk ke Hindia Belanda pada saat itu, tetapi hal ini tidak terlalu berdampak signifikan pada peredaran minuman lokal asli nusantara yang sudah sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, dari sinilah terbentuk segmentasi pasar penikmat minuman tradisional dan impor. Banyaknya peredaran minuman impor yang membanjiri Hindia Belanda kala itu juga mengundang reaksi dari berbagai kalangan, salah satunya dari organisasi Muhammadiyah yang mulai gelisah dengan peredaran miras tersebut...