Langsung ke konten utama

Pangeran dari Piacenza

 

Bagi para pecinta sepak bola era 90 an ketika mendengar Inzaghi semua hanya terfokus pada satu yakni Filippo Inzaghi, Pippo sapaan akrab Filippo memang seorang striker yang sangat disegani kala itu, berbeda dengan sang adik Simone Inzaghi yang memiliki karir pemain tidak sementereng kakaknya. Tapi di era sekarang ketika keduanya menjadi pelatih nama Simone jauh melampaui kakaknya Filippo dengan berhasil menjadi salah satu pelatih top Eropa yang banyak pihak menilai bahwa ia memiliki taktik yang brilian dan tidak biasa di era Sepak bola sekarang.

Lahir di Kota Piacenza Italia Simone muda dikenal sebagai sosok yang gigih dalam menyaingi karir sepak bola kakaknya, pada tahun 1998 ketika kakaknya sudah berjuang bersama tim besar Italia seperti Juventus dan bermain untuk timnas Italia Simone hanya bermain di kasta ketiga liga Italia. Pada musim 1997 dan 1998 ia membela klubnya Piacenza dan berhasil mencatat penampilan yang cukup baik dan mencetak 15 gol dalam satu musim dan pada tahun 1999 Simone direkrut oleh Lazio dan akhirnya dapat menyamai posisi kakaknya yakni bermain di top level liga Italia. 

Ketika era Sepak bola modern semakin berkembang boleh dikatakan ia jauh melampaui karir kakaknya sebagai seorang pelatih. Menjadi pelatih kepala Inter Milan dari musim 2021 hingga sekarang Simone berhasil menunjukan kepiawaianya dalam meramu tim, berbagai raihan berhasil diraihnya bersama Inter seperti Scudetto, Copa Italia dan super cup winner. hingga berhasil menjadi finalis Champions league selama dua musim yakni pada musim 2021- 2022 dan musim 2024- 2025 hal yang sangat brilian. 

Menggunakan taktik yang begitu dinamis yakni 1-3-5-2 ia berhasil mempertahankan ciri khas permainan sepak bola Italia dengan sedikit modernisasi dimana menuntut semua pemain untuk lebih fleksibel dalam positioning. Simone memang kurang mentereng ketika menjadi pemain tapi ketika menjadi pelatih, tak bisa di pungkiri ia merupakan salah satu pelatih terbaik yang memiliki taktik cemerlang saat ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Socrates and his Cigarettes

Cigarette and Socrates are like something that couldn't be separate. One of the legend Brazilian football team that have full name Socrates Brasileiro Sampaio de Souza vieira de Oliveira is a Brazilian midfielder that become active smoker eventough he was with Brazil national team at that time, in 1980 he started to quite smoke and focus to change his lifestyle. In Brazil national team his not the only player that really like to smoke, there are for or five players  that are  smoker. Socrates he is the right example for us that want to change our life, in Brazil national team his not only a midfielder, he was more than that, he is a brother and leader for other players. After quite smoking he tried to fix his performance on the field not only skills but also physicaly, no wonder if he had the strongest right foot in the team at that time. On the field Socrates is popular with his passing, assist and his shoot, Zico once told "Socrates has everything to become a legend...

Sri Paus dan cinta untuk Indonesia

  Kedatangan Sri Paus ke Indonesia pada 4 september 2024 membuat kita semua merenung tentang pelajaran berharga yang beliau berikan, apapun agamamu sukumu kita semua dibuat terpesona dan terkesima oleh gesture-gesture dari sang bapa suci. Potret kesederhanaan dari sri paus seakan menempeleng para pejabat negara yang bermewah-mewahan dengan kehidupannya diatas penederitaan rakyatnya. Sri paus yang merupakan pemimpin dari 1 miliar lebih umat katolik di dunia lebih memilih menggunakan pesawat komersil Airbus A330 pesawat penumpang biasa dibanding pesawat pribadi, jam tangan murah yang biasa,padahal kita tahu bahwa betapa besar dan mulianya sosok beliau ia merupakan salah satu pemimpin dunia karismatik di seluruh dunia.  Kunjungan ke beberapa negara Asia-Oceania merupakan wujud kampanye perdamaian antar dunia yang ingin dikumandangkan oleh yang mulia Sri Paus, ia mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan yang kian luntur di era kehidupan jaman sekrang, ia ingin menghidupkan kemb...

The Ignasius

 In Indonesia there is a man that many people says that he is the father of national train. Where he could rebuilt the train national industry he change the culture of people and change the every aspect of passenger train into something more profesional from the worst to the best. Something that for some people never imagine it could be done just by one minister.  He is Ignatius Jonan the ex minister transportation of Indonesia. Ignasius Jonan was born in Singapoore 61 years ago but he spent many years by live in Surabaya that's why the way he talked very javanese by his accent. He said on an interview everything that he had done only by two words "working hard". Something interesting by his story as a minister transporation when he could change the image of train in Indonesia that we all know at that time popular with their worst image. People  took a pee on the train, there are many people didn't sit on their seat they sleeping on the ground and many pickpocket but ...